Kamis, 28 April 2016

LIPI Temukan Ayam Hutan Hijau Endemik Sumba


Nusa Tenggara Timur, Humas LIPI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Tim Eksplorasi Bioresources yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Widya Nusantara (E-WIN) 2016 berhasil menemukan ayam hutan hijau (Gallus varius) endemik Sumba di Taman Nasional  Laiwangi Wanggameti, Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Humas LIPI pada Kamis (28/4), ayam hutan hijau tersebut merupakan ayam liar yang berbeda dengan ayam hutan merah (Gallus gallus) yang ada di Sumatera maupun Kalimantan. Perbedaan ayam hutan hijau dengan ayam hutan merah yang ada di bagian barat Indonesia adalah pada bentuk ranggah atau jenggernya. Ranggah ayam hutan hijau berbentuk lancip dan agak meninggi di bagian belakangnya. “Sementara ayam hutan merah dari Indonesia bagian Barat memiliki ranggah atau jengger yang sama tinggi depan belakang dan bagian atas yang bergelombang,” jelas Hidayat Ansari, peneliti sekaligus ahli ayam dari LIPI yang turut serta ekspedisi ke Sumba.

Tak seperti ayam hutan merah yang memiliki persebaran sampai ke daratan Asia, lanjut Hidayat, ayam hutan hijau ini memiliki daerah persebaran yang lebih sempit yaitu Nusa Tenggara, Bali dan beberapa kawasan terbatas di Jawa.

Dia menjelaskan, spesimen ayam hutan hijau endemik Sumba ini memiliki arti yang sangat penting untuk memetakan persebarannya di Indonesia karena ayam hutan ini merupakan salah satu tetua ayam kampung yang banyak dikenal di masyarakat. “Pemetaan tersebut akan dilakukan melalui analisis Deoxyribonucleic acid (DNA) dan akan dibandingkan dengan seluruh DNA ayam hutan dari berbagai wilayah Indonesia yang sudah pernah dikoleksi oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI,” tutur Hidayat.

Sementara itu dalam kegiatan eksplorasi kawasan hutan Gunung Wanggameti, Koordinator Lapangan Ekspedisi, Oscar Effendy menuturkan, Tim Ekplorasi Bioresources tak hanya menemukan ayam hutan hijau endemik Sumba. Mereka juga telah berhasil menemukan dan mengoleksi berbagai jenis tumbuhan, hewan dan mikroba unik dan endemik di kawasan tersebut. Di kawasan hutan Gunung Wanggameti yang mencapai puncak tertinggi 1.222 m dpl, tim ekplorasi telah berhasil pula menemukan beberapa jenis tumbuhan dari famili Pandanaceae dari suku Freycinetia yang diduga jenis baru. “Di samping itu, beberapa jenis reptil seperti ular juga ditemukan di puncak tertinggi Wanggameti, tutup Oscar Effendy. (Andria Agusta-Koordinator Eksplorasi Bioresources IPH LIPI 2016/ed: pwd)

Sumber : LIPI