Rabu, 11 Januari 2017

#CabecabeanMahal alhamdulillah

Dari kemarin nunggu analisa senior dan dosen pertanian atau dari para senior di agribisnis apa penyebabnya cabe mahal ?

Kebetulan tadi di sapa seorang kawan, eh loe bang jack ente sarjana pertanian bijimana ni cabe, masa suruh tanem kagak bener presiden loe.

Masih mending bisa di tanam, tumbuh berbuah, kalau enggak?

Gw ketawa ngakak..... kwkkwkw

yeee somplak loe malah ngakak.

"Gw bayangin kalau telor naik elo di suruh ngeden sama jokowi bakalan keluar tai dahhh kwkwkwkwk,  buset dah dasar  yee loe."

Orang taunya di hilirnya tapi mana pernah tau hulunya produk pertanian bagaimana?

Dalam 6 bulan terakhir dmana terjadi musim kemarau basah yang mana musim hujan lebih tinggi yang mau tidak mau terjadi gangguan pada stok hasil produksi pertanian. Mungkin cabe yang imbasnya nyata karena busuk kering, dan hamanya lebih rentan sehingga gangguan produksi yang mengakibatkan stok langka di pasaran.

Hukum ekonomi bermain, permintaan tinggi, stok terbatas maka akan menaikkan harga suatu komuditas. Apalagi sentra pertanian hortikultura untuk jenis cabe-cabean terbatas di indonesia, dan laporan BMKG semua wilayan indonesoa sejak bulan agustus 2016 hingga januari 2017 penghujan meratakan.

Dan pemerintah memang sejak jaman soeharto gak pernah mampu mengatasi masalah harga produksi dari hasil pertanian. Semua di biarkan terjun bebas di pasar, dimana mekanis pasar yang menentukan. Kembali pada hukum ekonomi suplay and demand.

Mau cabe lagi stok banyak mau stok dikit harga tidak pernah stabil, begitupun komuditas lainnya bawang putih, berambang, ayam, daging sapi dll. Karena negara memamg tidak pernah hadir menciptakan pasar yang samasama memberikan keadialan sosial bagi rakyat.

Pasar di atur oleh preman-preman yang benamana tengkulak, harga di tentukan oleh mereka dan nasip petani tak pernah sejahterah sampai kapanpun jika negara tidak pernah hadir ?

Lalu bagaimana dengan akademisi?

Tak banyak yang bisa di harapkan dari dunia kampus baik dari segi produksi maupun dalam mengatur pasar, nyatanya tak banyak hasil riset tentang cabe cabean dari kampus yang menjadi unggulan petani, semuanya benih maupun tentang produksi cabe swasta punya, apalagi mengandalkan dinas pertanian, ada nunggu sppd cair baru kelapangan.

Karena sejak orba semua sektor pertanian dari hulu hingga hilir sudah di kuasai konglomerasi siapa kuat modal merekalah pemenangnya.

Mau kaya jangan jadi petani, mau kuliah jangan di pertanian karena tamat kerja kau mana mau kembali ke desa mensejahterahkan petani

Kalau jokowo bilang, tanem sendiri, ya cerdas beliau, mau murah tanem sendiri, mau telor, ya nunggu si ayam ngeden lah.

Artinya, kembali pada basic bahwa pertanian gurem adalah bentuk kedaulatan pangan,  setidaknya untuk rumah tangga kebutuhan tercukupi, kalau sekarang di sebut urban farming, bercocok tanamnlah di lahan pekarangan rumah, gak ada tanah, pakai polibag, atau dengan hydroponic gak takut hasil yang kita makan dengan namanya peptisida. Semuanya pasto #organik

Mari berdiskusi ciptakan petani yang kuat dan sejahterah, jangan cengeng baru cabe mahal, kalo beras mahal, gak bisa import bakalan kelar hidup loe.

Oleh :Jack sarjana pertanian calon master segala ilmu