Jumat, 09 September 2016

Disnak Papua upayakan ayam Ayunai disertifikasi sebagai hewan khas


Disnak Papua upayakan ayam Ayunai disertifikasi sebagai hewan khas
Ayam Ayunai yang merupakan hewan ternak khas Papua yang dipamerkan di stan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua pada even ICBE yang bertempat di GOR Jayapura. (Foto: Antara Papua/Hendrina Dian Kandipi)

 Pengembangan ternak ayam ayunai hingga kini populasinya menurun drastis karena masyarakat belum memahami dengan baik bahwa hewan ternak ini juga sama seperti ayam pada umumnya.



Jayapura (Antara Papua) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua mengupayakan ayam Ayunai dapat disertifikasi sebagai hewan khas asal Bumi Cenderawasih.

Kepala Disnak dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua, Petrus Pasereng di Jayapura, Jumat mengatakan masyarakat di Bumi Cenderawasih masih banyak yang belum mengetahui bahwa ayam ayunai ini merupakan spesies khas Papua.

"Pengembangan ternak ayam ayunai hingga kini populasinya menurun drastis karena masyarakat belum memahami dengan baik bahwa hewan ternak ini juga sama seperti ayam pada umumnya," katanya.

Menurut Petrus, ayam ayunai ini banyak ditemui sekitar pesisir pantai di Kabupaten Jayapura dan Keerom serta wilayah perbatasan.

"Dengan pemeliharaan yang baik, ayam betina dapat memproduksi pertama pada umur enam-delapan bulan dengan jumlah telur 10-15 butir," ujarnya.

Dia menuturkan secara insentif, produksi telur dapat mencapai 120-180 butir per tahun, secara ekstensif produksi telur dapat mencapai 50 persen dengan daya tetas mencapai 80 persen dan berat telur masing-masing 60-75 gram.

"Kami mengimbau masyarakat untuk lebih mengembangkan jenis ayam lokal ini, mengingat kini populasinya hanya sekitar 100 ekor saja," katanya lagi.

Sekadar diketahui, ayam ayunai sangat identik dengan lehernya yang tidak berbulu atau gundul, di mana kelemahan ayam ini sering terkena penyakit yaitu terkena cacing mata yang ditandai mata berair dan kelopak mata melebar.

Cara pengobatannya dilakukan secara tradisional yaitu dengan memberi tetesan air daun tembakau atau daun teh ke dalam mata. (*)