Selasa, 20 Desember 2016

Black Sumatra



Black Sumatra (BS)

Begitulah ia dikenal di negeri "Zamrud Katulistiwa" ini. Namanya begitu membuat para penghobi ayam hias dan ayam adu begitu penasaran dengannya, karena menyandang salah satu nama pulau terbesar di Indonesia. Black Sumatra sebenarnya merujuk kepada nama ayam yang di luar negeri dikenal dengan hanya "Sumatra" atau "Sumatra Chicken" dan nama Black merujuk kepada Ayam Sumatra berwarna Hitam, sehingga menjadi Black Sumatra. Walaupun dahulu Ayam Sumatra ini dahulu memiliki warna lainnya seperti Merah (Black Breasted Red), namun warna hitam tetaplah yang paling dominan. Beberapa varian warna dikenal di dunia diantaranya Black, Blue, White (diyakini persilangan dengan Lenghorn), Black Red dan mungkin yang termasuk paling unik adalah Bronze Red. BS dikatakan merupakan salah satu ayam terindah di dunia dan impian para penghobi ayam hias.

Sejarah Black Sumatera

Blue Sumatera - Koleksi Peternak InggrisSejarah Black Sumatra dimulai dengan di impornya ayam ini pada April 1847 oleh J.A.C. Butters of Roxybury, MA. Dan impornya berlanjut oleh pihak lainnya pada kurun waktu1850-1852. Pada tahun 1882 Black Sumatra mulai masuk negara Jerman. Di negara bangsa Bavaria ini Black Sumatra awalnya di kenal dengan nama Black Yokohama, merujuk kepada ayam Yokohama asal Jepang. Hal ini di karenakan kemiripannya dengan ayam Yokohama dan berwarna hitam. Walaupun tetap ada perbedaan antara Yokohama dan Black Sumatra, namun tetap pada awalnya mereka mengenalnya dengan sebutan demikian. 

Bentuk kepala
Pada tahun 1885, Nelson A. Wood dari Smithsonian Institute di Washington D.C., mulai melakukan pembiakan Black Sumatra. Dialah yang berjasa dalam perbaikan fenotipe dan reproduksi ayam Black Sumatra sehingga yang kita kenal dalam bentuk saat ini dengan bulunya yang indah mengalir. Karena bentuknya yang indah memanjang dengan warna hitam berkilap kehijauan dan ekor lebat dan jatuh, maka di Amerika ayam ini pernah di kenal sebagai juga dengan nama "Sumatra Pheasant" dan juga "Java Pheasant Game". 

Berbagai Pendapat Tentang Black Sumatra

Di Sumatra khususnya atau di Indonesia sendiri, Black Sumatra di yakini sudah punah. Ada beberapa kalangan berpendapat, BS yang kita kenal saat ini merupakan ayam yang disilang dengan pheasant jika merujuk kepada bentuk tubuhnya. Ada pula yang berpendapat bahwa Black Sumatra merupakan salah satu jenis ayam hutan. Pendapat lainnya berkata bahwa BS merupakan persilangan beberapa jenis ayam ayam hutan di Indonesia dari Ayam Hutan Merah Sumatera, Ayam Hutan Hijau dan lainnya.  Namun jelaslah semua itu hanyalah spekulasi yang berkembang tanpa catatan ilmiah yang mendukungnya. Terlepas dari semua itu Black Sumatra merupakan salah satu ayam yang menjadi rujukan keindahan dalam bentuk dan warna dengan tampilan tegak gagah dan anggun. 

Perbedaan Black Sumatera saat ini
Telapak BS memiliki warna kuning/putih
Pada awalnya, Black Sumatra di Amerika dan di Eropa (Jerman khususnya) memiliki perbedaan. Black Sumatra dari keturunan Amerika umumnya memiliki ekor yang lebih panjang dari Black Sumatra Eropa. Sedang Black Sumatra Eropa memiliki tampang yang lebih "gamefowl" daripada saudara mereka di Amerika. Berdasarkan hal ini, ada pendapat bahwa Black Sumatra Eropa merupakan Black Sumatra klasik yang masih mirip dengan nenek moyang mereka yang dibawa dahulu dari Pulau Sumatra. Namun sepengalaman penulis berburu Black Sumatra, belum pernah menemukan ayam hitam dari sumatra dengan tampilan menyerupai BS dari Eropa. Walau beberapa orang mengaku memiliki "Black Sumatra Lokal" tetapi, sepanjang pengalaman penulis hal itu memeiliki perbedaan dari banyak hal diantaranya jengger, muka, taji, bentuk badan, warna muka, dll. Dan perbedaan ini kebanyakan luput dari perhatian awam


Perkembangan Black Sumatera

Walau pada awalnya ayam ini di kenal sebagai ayam aduan, namun livestockconservancymengatakan bahwa Black Sumatra sebenarnya bukanlah ayam yang cocok untuk aduan. Karena itu, untuk mendapatkan gaya tarung yang lebih baik, ayam ini di silang dengan jenis lainnya seperti Hyderbad, Rampur Boalia Black, atau Sinhalese. 

Inilah Black Sumatera
Kelangkaan Black Sumatra diakibatkan dengan sedikitnya telur yang dihasilkan oleh indukan mereka juga dikarenakan digunakan sebagai ayam adu taji pada awalnya. Sementara nilai estetika dan keunikan Black Sumatra yang sekaligus dapat digunakan untuk membedakannya dengan ayam lainnya, ini diantaranya :

  1. Bentuk badan yang exotis dengan bahu lebar memanjang dan menyempit ke ekor menyerupai pheasant (ayam pegar)
  2. Kepala kecil, tengkorak besar dengan pandangan cerdas dan garang seperti hewan liar.
  3. Warna bulu hitam berkilau hijau (Black Sumatra)
  4. Taji/Jalu ganda bahkan diantaranya memiliki sampai 7 taji pada tiap kakinya
  5. Perkembangan yang sulit.
  6. Usia yang panjang (salah seorang penghobi mengaku pernah memeliharanya sampai berumur 13-14 tahun).

Saat ini, dari jenis Black Sumatra, juga dikenal warna lain yaitu jenis White Sumatra. Jenis White Sumatra diyakini merupakan persilangan Black Sumatra dengan jenis Leghorn. Dan warna Splash Sumtra diyakini merupakan persilangan Black Sumatra dan Blue Sumatra.

Black Sumatra kembali ke Indonesia

Setelah ratusan tahun merantau ke luar negeri, Black Sumatra akhirnya kembali ke Indonesia. Kembalinya BS ke Indonesia dari awal tahun 2014 ini. Tercatat sudah 4 kali import BS di lakukan dari beberapa negara, yaitu untuk jenis Bantam dan regular size dari Philipine dan jenis Largefowl dari Belanda dan Afrika Selatan.
Saat tulisan ini dibuat, kami telah melakukan ternak BS Bantam yang kami import dari Philipine dari trah juara disana. Tipe BS yang kami ternak adalah dengan tipe Jalu Single (Single Spurs) dimana sangat bagus untuk bahan ayam aduan, karena kepandaian ayam ini dan tipe Jalu renteng. (Multispurs).


Karakteristik


  • Negara Asal : Indonesia, Pulau Sumatra
  • Berat            : Largefowl : Betina 1,8 kg, Jantan 2,25 2,70 kg  Bantam fowl : Betina 625 g, Jantan : 740 g.
  • Fungsi          : Adu Taji dan Ayam Hias (di beberapa negara BS untuk ayam adu taji telah di larang)
  • Warna Telur : Putih
  • Status          : Kritis, langka (IUCN tidakterdaftar)
  • Kepala         : Kecil, pendek dan bulat
  • Jengger       : Sumpel (semakin kecil semakin bagus) dan gelambir kecil (selain sumpel maka akan di diskualifikasi)
  • Muka            : Hitam atau merah ungu kehitaman menyerupai buah plum yang matang
  • Mata            : Bulat, tebal berwarna Coklat dan besar
  • Telinga        : kecil dan berwarna seperti muka (tidak terdapat putih)
  • Leher           : Panjang, melengkung, dan mengambang
  • Sayap          : Panjang, lebar (besar), 
  • Kaki              : Hitam berkilap terkadang ditemukan pula yang hijau
  • Taji               : Single, Double atau triple beberapanya memiliki sampai lima taji (semakin banyak semakin baik)
  • Ekor             : Panjang, jatuh terkulai (kualitas terbaik memiliki sudut 30 derajat). Panjang ekor BS saat usia 2 tahun (tampilan terbaik) sekitar 60-75 sm.
  • Bulu             : Hitam berkilau hijau (Black Sumatra), abu-abu (Blue Sumatra), Blorok (Splash SUmatra), putih (White Sumatra
  • Kulit            : Kuning (bandingkan dengn Cemani yang berwarna hitam)

Dengan semakin naik pamornya ayam Black Sumatra di Indonesia, kini banyak peternak yang mengklaim ayam mereka sebagai Black Sumatra guna mendapatkan keuntungan yang besar. Kejelian pembeli sangat di sarankan guna menghindari kekecewaan di kemudian hari seperti pengalaman beberapa kawan kami, yang membeli ayam BS tetapi setelah dewasa sangat jauh dari karakteristik BS.

Kami, sebagai penghobby ayam langka dan unik telah berhasil mendatangkan bibit Ayam BS berkualitas pada Oktober 2014. Pada Oktober 2015 kami berhasil mendatangkan indukan Blue Sumatra berkualitas yang sangat langka. Dari perkawinan Blue Sumatra dan Blue Sumatra ini maka akan di hasilkan sebagian anakan yang berwarna Splash.

Sumber :