Senin, 05 Desember 2016

Genetika Dasar

Selama proses meiosis pada spermatogenesis dan oogenesis, gen-gen bersegregasi ke dalam gamet. Kedua anggota dari setiap pasang kromosom yang homoloh didistribusikan ke gamet yang terpisah.

Contohnya, individu dengan genotip AA akan menghasilkan satu macam gamet, yaitu A, individu yang genotip aa akan menghasilkan gamet a dan individu dengan genotip Aa akan menghasilkan gamet A dan a

Dalam proses pembuahan, pada saat gamet jantan bersatu dengan gamet betina maka jumlah kromosom yang diploid dikembalikan lagi ke zigot. Selanjutnya, gen-gen akan berpasangan kembali. Proses rekombinasi ini menghasilkan satu atau lebih genotip tergantung pada gen-gen yang dibawa oleh gamet.


Dasar-dasar persilangan

Jika disaumsikan bahwa suatu sifat dikontrol oleh dua alel, A dan a maka akan terdapat tiga macam genotip, yaitu AA, Aa dan aa.

Seluruh kemungkinan persilangan antara ketiga genotip tsb dapat dilihat pada tabel di bawah ini






Untuk lebih mudahnya, dapat kita buatkan punnet square nya, seperti di bawah ini


Dari persilangan diatas, kita dapat 50% genotip Aa, 25% genotip AA dan 25% genotip aa


Seperti yang kita lihat diatas, terdapat tiga macam genotip, yaitu AA, Aa dan aa.
Jika fenotip dari heterozigot sama dengan salah satu fenotip yang homozigot maka gen homozigot akan mendominasi penuh alel-nya. Alel yang tidak di ekspresikan pada fenotip heterozigot disebut resesif.



Persilangan Monohibrida

Persilangan monohibrida adalah hasil penyilangan dua invidu yang memiliki satu karakter berbeda, misalnya perkawinan antara ayam yang memiliki bentuk jengger yang berbeda.

Ayam leghorn, memiliki jengger tunggal (genotip rr), ayam wyandotte memiliki jengger ros (genotip RR)

Jika kedua ayam tsb di silangkan maka semua keturunannya akan berjengger ros (genotip Rr)

Persilangan diatas disebut pesilangan parental (P1), sedangkan anakan yang heterozigot disebut keturunan pertama (F1)

Jika keturunan pertama disilangkan dengan sesamanya maka akan menghasilkan 3/4 ayam berjengger ros dan 1/4 berjengger tunggal




Untuk mempermudah, kita dapat menggunakan punnet square Persilangan tetua


Menghasilkan 100% genotip Rr pada generasi F1

Jika generasi F1 disilangkan dengan sesamanya, maka akan muncul genotip spt dibawah ini,



pada keturunan F2, akan hasilkan anakan dengan bentuk jengger :
- 25% bentuk jengger ros (genotip RR)
- 50% bentuk jengger ros, resesif tunggal (genotip Rr)
- 25% bentuk jengger tunggal (genotip rr)


Test Cross

Pada contoh persilangan antara F1 diatas, diperoleh dua macam fenotip (ayam dgn jengger ros dan ayam dgn jengger tunggal) serta tiga macam genotip yaitu RR, Rr, rr
Kita tidak dapat membedakan ayam yang bergenotip RR dengan Rr, karena secara penampilan (fenotip) terlihat sama, yaitu ayam dengan jengger ros. Untuk dapat menentukan genotip ayam tsb maka dapat di lakukan test cross.

test cross dilakukan dengan menyilangkan individu yang belum diketahui genotipnya dengan individu yang memiliki genotip homozigot resesif.
Secara teori ayam jengger ros dgn genotip RR (genotip dominan) jika disilangkan dgn ayam jengger tunggal yg bergenotip rr (genotip resesif), akan menghasilkan anakan yg semuanya memiliki bentuk jengger ros dgn genotip Rr.

Jika ayam yg bergenotip Rr disilangkan dgn ayam yg bergenotip rr maka akan menghasilkan dua macam fenotip, yaitu 50% ayam berjengger ros (genotip Rr) dan 50% ayam berjengger tunggal (genotip rr)
Dengan kata lain, jika persilangan yg dilakukan di temukan ayam yg berjengger tunggal maka dpt dipastikan bhw ayam yg sedang di uji genotipnya adlh Rr.


Sebaliknya, jika semua anakannya berjengger ros maka ayam yg sedang di uji memiliki genotip RR

Sumber : 




afritz
Sersan