#AyamNgampus. Kadang menjadi
mahasiswa hasrat kemauan tinggi, libido selalu birahi tapi lebih besarlah gensing begitu keluar jadi sarjana melacurkan diri bekerja bukan pada profesi, menistakan buku-buku kuliah.
Bila anda mahasiswa pertanian/ pertenakan. Jadilah #ayamNgampus Cukup belajar di kampus praktek di kandang, dengan membuat usaha kecilan, insyaallah anda jadi sarjana super.
Membuka lapangan kerja lebih mulia daripada menjadi pencari kerja.
#PetaniBersatuTakTerkalahkan
#curhatan
Sumber :Detik Finace
mahasiswa hasrat kemauan tinggi, libido selalu birahi tapi lebih besarlah gensing begitu keluar jadi sarjana melacurkan diri bekerja bukan pada profesi, menistakan buku-buku kuliah.
Bila anda mahasiswa pertanian/ pertenakan. Jadilah #ayamNgampus Cukup belajar di kampus praktek di kandang, dengan membuat usaha kecilan, insyaallah anda jadi sarjana super.
Membuka lapangan kerja lebih mulia daripada menjadi pencari kerja.
#PetaniBersatuTakTerkalahkan
#curhatan
Senin 28 Nov 2016, 19:27 WIB
Curhatan Mahasiswa Fakulta Peternakan : Tahun Depan Wisuda, Mau. Kerja Apa?
Jakarta - Minat generasi muda di sektor peternakan masih rendah. Beternak bukan pilihan menarik untuk menggantungkan hidup, bahkan bagi seorang lulusan sarjana Fakultas Peternakan sekalipun.
Dela Martin salah satu contohnya. Mahasiswa semester 8 Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini melihat tak banyak peluang bekerja di sektor peternakan jika melihat kebijakan-kebijakan pemerintah sejauh ini.
"Tahun 2013 (masuk kuliah), saya mikir tahun depan saya wisuda, mau kerja apa ya? Apa jualan daging di pasar tapi buat apa kuliah tinggi-tinggi. Apa saya jadi pegawai bank, buat apa saya kuliah peternakan. Mau jadi peternak, dari mana modalnya?" ucap Dela saat diberi kesempatan berbicara di acara Kongres Nasional Peternak Rakyat 2016 di TMII, Jakarta, Senin (28/11/2016).
Sebagai mahasiswa, dirinya juga selalu mengamati perkembangan sektor peternakan, termasuk kebijakan-kebijakan impor pemerintah dalam penyediaan protein hewani bagi 260 juta penduduk Indonesia.
"Bagaimana saya mau jadi peternak. Lihat saja banyak impor daging kerbau. Banyak kebijakan impor seperti mie instan, logika kita kalau kita makan mie instan setiap hari, di usus jadi buruk atau kurang baik. Begitu juga kebijakan instan, pasti akhirnya juga punya dampak buruk," kata Dela.
Setali tiga uang, mahasiswa Fakultas Peternakan Unpad lainnya, Rofi Abdul Bari berpendapat sama. Dirinya bingung bagaimana pemerintah selama puluhan tahun lebih mengandalkan impor daging ketimbang memberdayakan ahli-ahli peternakan dari perguruan tinggi.
"Mahasiswa seperti saya jadi bingung. Kita seperti ada dan tiada, sebenarnya kita benar-benar masih dibutuhkan apa tidak, intinya jarang dilirik sama pemerintah," ungkapnya.
Mahasiswa semester 3 asal Garut ini bercerita, seniornya yang saat ini sudah lulus kuliah pun banyak yang malah meniti karir di luar sektor peternakan.
"Senior kakak-kakak banyak di luar (pertanian). Ada kebetulan saya pernah registrasi ke bank, saya ditanya sama teller banknya. 'Dek kamu dari Peternakan Unpad yah? Saya juga dari Peternakan Unpad'," kata Rofi menirukan ucapan teller bank yang ditemuinya itu.
"Saya tanya balik, kok Akang kerjanya di bank sih? Yah cari kerja di peternakan susah sekali," tutur Rofi. (hns/hns)