Abstak
Ransum merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemberian
ransum adalah 70% dari total biaya produksi (Listiyowati dan Roospitasari,
1992) Usaha untuk menekan biaya makanan adalah
mencari bahan makanan yang tidak bersaing dengan manusia, harganya murah,
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, tersedia secara kontinyu, disukai ternak
serta tidak membahayakan bagi ternak yang memakannya (Sulistiowati (1995) Ampas tahu adalah salah satu bahan yang dapat digunakan
sebagai bahan penyusun ransum Dalam pemanfaatan bahan pakan yang belum umum
digunakan, harus memperhatikan beberapa hal, seperti: jumlah ketersediaan,
kandungan zat gizi sehingga perlu diolah sebelum digunkan sebagai pakan ternak,
yaitu dengan tekhnologi fermentasi. pemberian ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30% dengan
kandungan serat kasar ransum 87% masih menghasilkan pertambahan bobot badan
yang tidak berbeda denganransum kontrol.
Kata kunci: Ampas Tahu, Pakan
Unggas, Terfermentasi
PENDAHULUAN
Ransum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Biaya yang
dikeluarkan untuk pemberian ransum adalah 70% dari total biaya produksi
(Listiyowati dan Roospitasari, 1992). Tingginya biaya produksi ini perlu
ditanggulangi dengan menyusun ransum sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan
yang mudah didapat, dengan harga yang relatif lebih murah, tetapi masih
mempunyai kandungan gizi yang baik untuk produksi dan kesehatan ternak itu
sendiri (Mairizal, 1991).
Usaha untuk menekan biaya makanan adalah mencari bahan makanan yang tidak
bersaing dengan manusia, harganya murah, memiliki nilai gizi yang cukup tinggi,
tersedia secara kontinyu, disukai ternak serta tidak membahayakan bagi ternak
yang memakannya (Sulistiowati (1995)
Ampas tahu adalah salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan penyusun
ransum. Sarnpai saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dengan harga murah,
bahkan bisa didapat dengan cara cuma-cuma. Ditinjau dari
komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan
sebagai sumber protein. Mengingat kandungan protein dan lemak pada ampas tahu
yang tinggi yaitu protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%, maka
sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan ternak.
Potensi Ampas Tahu
Sebagai Bahan Makanan Ternak
Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari bubur kedelai yang
diperas dan tidak berguna lagi dalam pembuatan tahu dan cukup potensial dipakai
sebagai bahan makanan ternak karen ampas tahu masih mengandung gizi yang baik
dan dapat digunakan sebagai ransum ternak besar dan kecil. Penggunaan ampas
tahu masih sangat terbatas bahkan seririg sekali menjadi limbah yang tidak
termanfaatkan sama sekali (Wiriano 1985)
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar
air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu kering mengandung
air sekitar 10,0-15,5%, sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan
ampas tahu segar (Widyatmoko,1996). Ampas tahu basah akan segera menjadi asam
dan busuk dalam 2-3 hari sehingga tidak disukai oleh ternak. Masalah itu dapat
ditanggulangi dengan cara menjemur dibawah panas matahari atau dimasukkan dalam
oven.
Peningkatan nilai
gizi pada ampas tahu
Produk sampingan pabrik tahu ini apabila telah mengalami fermentasi dapat
meningkatkan kualitas pakan dan memacu pertumbuhan ayam pedaging. telah
digunakan sebagai pakan babi, sapi bahkan ayam pedaging.
Namun karena kandungan air dan serat kasarnya yang tinggi, maka penggunaannya
menjadi terbatas dan belum memberikan hasil yang baik. Guna mengatasi tingginya
kadar air dan serat kasar pada ampas tahu maka dilakukan fermentasi.
Proses fermentasi dengan menggunakan ragi yang mengandung kapang Rhizopus
Oligosporus dan R Oryzae. Proses fermentasi akan menyederhanakan partikel bahan
pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya. Bahan pakan yang telah
mengalami fermentasi akan lebih baik kualitasnya dari bahan bakunya. Fermentasi
ampas tahu dengan ragi akan mengubah protein menjadi asam-asam amino, dan
secara tidak langsung akan menurunkan kadar serat kasar ampas tahu. Analisis
proksimat ampas tahu mempunyai kandungan nutrisi cukup baik sebagai bahan
ransum sumber protein. Ampas tahu mengandung protein kasar 21,29%, lemak 9,96%,
SK 19,94% (Syaiful, 2002) kalsium 0,61%, phospor 0,35%, lisin 0,80%, methionin
1,33% (Lab. IPB, 1995).
Aman Untuk Unggas
Menurut L. D. Mahfudz, E. Suprijatna dan W. Sarengat melakukan riset untuk
mangkaji ampas tahu fermentasi sebagai bahan pakan serta menganalisa
pengaruhnya sebagai bahan penyusun ransum ayam pedaging strain Arbor Acres umur
1 minggu “unsex” dengan berat badan rata-rata 120,08±15,58 g. Ampas tahu
sebelum dipakai sebagai bahan penyusun ransum difermentasi dengan ragi yang
mengandung kapang Rhyzopus Oligosporus dan R. Oryzae. Ransum disusun dengan
kandungan protein dan energi yang sama (iso protein dan iso energi). Ransum
periode awal mengandung protein 22% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg, sedang
ransum periode akhir mengandung protein 20% dan energi metabolis 3.000 kkal/kg.
secara nyata memperlihatkan adanya peningkatan konsumsi pakan, pertambahan
berat badan, berat badan akhir dan berat karkas, seiring dengan meningkatnya
level ampas tahu dalam pakan. Namun persentase karkas secara nyata tidak
berbeda, sedangkan konversi pakan secara nyata lebih baik dengan pemberian
ampas tahu fermentasi.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Tanwiriah.W, Garnida D, Asmara.I.Y,
pemberian ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30% dengan kandungan serat
kasar ransum 87% masih menghasilkan pertambahan bobot badan yang tidak berbeda
denganransum kontrol. Hal ini membuktikan bahwa entok bisa mentolerir kandungan
serat kasarransum yang lebih tinggi dari 8%. Begitupun konversi ransum,
pemberian ransum yang mengandung tepung ampas tahu tidak berbeda,
karenakonsumsi ransum tidak berbeda demikian juga dengan pertambahan bobot badan.
Selainitu konversi yang sama memperlihatkan bahwa semua ransum mempunyai
tingkat efisiensiyang sama, meskipun mempunyai kandungan serat kasar yang
berbeda.
Kesimpulan
Tekhnologi fermentasi dapat merubah komposisi kimia ampas tahu menjadi
bernilai gizi lebih baik, fermentasi ampas tahu dengan ragi akan mengubah
protein menjadi asam-asam amino, dan secara tidak langsung akan menurunkan
kadar serat kasar ampas tahu.
Pemberian ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30% menghasilkan pertambahan
bobot badan yang tidak berbeda dengan ransum kontrol, begitupun pada konversi
ransum.
Dengan demikian pemberian ampas tahu dengan batasan tertentu memberikan dapak
yang positif terhadap unggas.
Daftar pustaka
- Amrullah, A. K. 2003. Nutrisi unggas. Lembaga Satu Gunung budi, Bogor.
- Anggorodi, 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. U-I Press. Jakarta.
- Anggorodi, 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
- Mairizal, 1991. Penggunaan ampas tahu dalam ransum unggas. Poultry Indonesia, No. 133.
- Rasyaf, M. 1987. Memelihara Burung Puyuh. Penerbit. Kanisius, Yogyakarta.